Senin, 20 Oktober 2014

Menuju Puncak Tertinggi P. Jawa 1 (Malang-Ranukumbolo)

Pendakian Puncak Mahameru mengawali perjalanan panjang saya menjelajahi ujung barat pulau Jawa sampai Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur... 
Beginilah kira kira destinasi perjalanan panjang saya selama 38 hari pada bulan mei sampai akhir juni 2014.
"Ternate-Jakarta-Malang-Semeru-Banyuwangi-Kawah Ijen-Bali-Lombok-Sumbawa-Tambora-Sape-Flores-Bajo-Sailing Komodo-Waerebo..."
Awal perjalanan panjang ini bermula saat ajakan dari teman di Instagram @mrizag , yang sama sekali belum pernah bertemu dengannya, hanya saling berkomentar di foto foto yang di unggah satu sama lain. Saat itu dia mengunggah foto yang menceritakan bahwa dia akan melakukan sebuah perjalanan , dan saya pun mengomentari 
"om, ikut dong'
"hayuk, 27 Mei, tambora ayo join"
"wah, mau banget!! detailnya dong"
"27-31 Mei, Tambora, Moyo, Satonda" 
Saya kemudian melihat kalender dan langsung mengecek harga tiket pesawat Ternate-Surabaya untuk tanggal itu, dan ternyata tiket sangat mahal, dikarenakan tanggal segitu memang libur panjang.. Kemudian saya mengabarkan kepada rizal kalau saya akan memberitahukan lagi beberapa hari lagi seandainya ikut atau tidak.. Alasannya, saya merasa harga tiket terlalu mahal dan tujuan perjalanannya hanya tambora dan moyo. Saya ingin perjalanan ini mempunyai banyak destinasi, karena sangat tanggung apabila mengeluarkan uang tiket yang mahal hanya untuk sedikit destinasi..
Kegalauan akan puncak tambora dan keindahan pulau moyo membuat saya menulis status di jejaring sosial BBM, "Puncak Tambora,, duuhh"  . Sesaat kemudian salah seorang teman saya yang menetap di Jakarta mengomentari status saya, "wah, kapan tuh? join dong! ohya 2 minggu lagi aku nemenin teman teman di jakarta ke Semeru".. Angin segarpun muncul seketika. Saya memutuskan untuk ikut mendaki Semeru dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Sumbawa dan mendaki Tambora.. sekali jalan keluar Ternate, 2 gunung Terdaki hhaa,,,  yeaayyy,,,

Puncak Dewa! Mahameru
Awal Perjalanan menggapai puncak Dewa.. 3676 mdpl
................
Pendakian Gunung Semeru ini ternyata telah direncanakan lebih awal oleh teman saya beserta teman teman pendakinya. Mereka telah memesan tiket jauh hari sebelumnya dengan harga ekonomi 50k untuk rute Pasar Senin-Malang, sedangkan saya baru membeli tiket seminggu sebelum keberangkatan. Alhasil saya mendapatkan harga 200k untuk kelas ekonomi, serta jadwal keberangkatan yang berbeda 5jam, artinya mereka menunggu saya selama 5 jam di Stasiun kota Malang. hhe.
Sebelum mereka berangkat, saya menyempatkan untuk bertatap muka dan saling berkenalan dengan mereka, yang akan menjadi teman saya menaklukkan puncak tertinggi pulau Jawa. Rata rata umur mereka masih muda, 2-3 tahun di bawah saya, dan satu diantara mereka sudah berumur 40an, adalah merupakan pemimpin dalam klub pendaki yang mereka himpun dan bernama "Kalongers"

Stasiun Pasar Senen
Perjalanan kereta api dari stasiun pasar Senen menuju stasiun kota Malang ditempuh dengan waktu sekitar 16 jam. Saat tiba di Malang pada pukul 8 pagi, saya sudah ditunggu mereka di depan stasiun Malang. Saya menyempatkan untuk sarapan sebelum kami bertolak ke Tumpeng yang berjarak sekitar 30 menit dari kota Malang menggunakan angkutan umum yang disewa dengan harga 15k/orang. Tumpeng merupakan pintu untuk menuju kawasan wisata Bromo, Tengger, Semeru, itu apabila kita ingin Malang sebagai awal dari perjalanan.

Perjalanan selanjutnya kita harus menyewa truk untuk rute Tumpeng - Ranupane. Kami bertemu dengan calon pendaki lainnya di basecamp Tumpeng, jadi total calon pendaki yang akan menaiki truk yang disewa dengan harga 35k/orang ini berjumlah 21 orang. wah,,, jumlah yang tidak sedikit, dan kami bakal berdesak-desakan di atas truk ini.
truk dari tumpang menuju ranupane
muatan truk
Pemandangan indah memanjakan mata kami semua di perjalanan dari Tumpeng menuju Ranupane. Ladang di lereng bukit menjadi pemandangan yang takkan bisa saya lupakan dengan gradasi hijau nan menyejukkan mata.
pemandangan sebelum ranupane
Seakan tangan tak lelah untuk mengabadikan semua momen yang kami lewati, didukung dengan cuaca panas terik.
take more snaps :)

jalur lain menuju bromo
Perjalanan dari Tumpeng menuju Ranupane ditempuh dengan waktu sekitar 1jam 30 menit, dengan medan berbukit bukit dan menanjak. Selama perjalanan kita akan menemui banyak jeep turun menuju tumpeng. Jeep jeep ini membawa para wisatawan yang rata rata pergi berwisata ke gunung bromo.

panorama :)


Kami tiba di Desa Ranupane pada pukul 11.45 Wib, disambut dengan sejuknya udara di kaki gunung Semeru. Saya sangat tidak sabar untuk menjajal trek menuju puncak dewa, Mahameru.
Sebelum melakukan pendakian, ada beberapa hal yang harus dilakukaan sesuai prosedur standar pendakian disini, yaitu pengecekan alat alat pendakian oleh para ranger atau pengelola base camp Ranupane, gunanya untuk menjamin keselamatan para pendaki yang akan mulai mendaki. Kelengkapan alat alat kita akan di catat seperti jumlah tenda, obat-obatan, makanan, kompor, kantong sampah dan lain sebagainya yang akan disesuaikan dengan jumlah pendaki yang ada dalam satu tim tersebut.Kemudian, setelah seluruh kelengkapan sudah diperiksa, beberapa perwakilan akan melanjutkan proses pendaftaran dan pembayaran di loket pos perijinan pendakian gunung Semeru.
Tarif yang dikenakan untuk pendaki lokal adalah 17,5k/ hari untuk hari kerja, dan untuk hari libur 22,5k/ hari. Sedangkan tarif untuk pendaki luar negri adalah 207 k/ hari .
tim semeru

tarif terbaru
loket pendaftaran
Setelah proses perijinan selesai, kami melanjutkan perjalanan menuju sebuah tempat makan untuk mengisi perut sebelum mendaki, juga untuk melaksanakan ibadah shalat dzuhur. Ada banyak tempat makan disini, mulai dari rawon, nasi campur, mie goreng dan nasi padang. Aksesoris yang bertemakan gunung semeru juga banyak dijajakan di toko toko yang berupa kaos, gantungan kunci, scraff, mantel, sarung tangan dan lain sebagainya.
Kami memulai pendakian pada pukul 13.30 Wib, diiringi cuaca mendung dan udara yang sejuk. Pemandangan hamparan persawahan yang hijau akan mengawali perjalanan panjang kita menuju tempat perkemahan pertama yaitu Ranukumbolo. Ada beberapa Pos yang akan kita singgahi sebelum sampai di Ranu Kumbolo, yaitu pertama, Landengan dowo berjarak 3 km dari basecamp Ranupane, lalu Watu Rejeng yang berjarak 3 km dari Landengan dowo, kemudian Ranu Kumbolo yang berjarak 4,5 km dari Watu Rejeng...

pintu pendakian gunung bromo
pemandangan sawah
Ternyata medan yang dilewati diluar perkiraan saya, tidak terlalu banyak tanjakan seperti yang saya alami saat pendakian gunung Rinjani. Rata rata medannya landai membuat perjalanan cukup santai dan tidak terengah engah, tapi ranting ranting pepohonan yang cukup landai membuat kita harus banyak merunduk saat berjalan. tidak jarang tas carrier yang saya sandang tersangkut di ranting pepohonan. mungkin karena saya terlalu tinggi ya ,, :D

masih jauh,,,,
Pendakian yang awalnya berjalan mulus kemudian  menemui kendala. Salah seorang dari tim lain yang bergabung bersama kami, mengalami kelelahan yang sangat kritis, dia bernama Roy. Memang dari awal Roy sudah terengah engah saat baru saja mendaki melewati gerbang pertama. Sebagian dari kami yang sudah sampai di pos berikutnya harus sabar menunggu Roy yang masih bersusah payah untuk melanjutkan pendakian. Kami harus beristirahat lama untuk menunggu teman teman yang berusaha menyemangati dia. Setelah menunggu beberapa jam kami memutuskan untuk melanjutkan pendakian dikarenakan kondisi yang sudah gelap. Beberapa teman yang sudah berpengalaman mendaki menemani dia untuk tetap melanjutkan pendakian.
Akhirnya kami tiba juga di Ranu Kumbolo setelah melakukan perjalanan yang panjang, pada pukul 19.30 Wib.. disambut cuaca dingin yang menusuk sampai ke tulang. -_-",, Dengan cepat kami mendirikan satu tenda untuk menghangatkan badan, sedangkan satu tenda lainnya dibawa oleh teman  pendaki yang menemani si roy yang tergopoh gopoh melakukan pendakian.
Sejam berlalu, kami mendapat kabar kalau dia sudah tidak sanggup lagi melanjutkan pendakian karena kondisinya yang sudah sangat pucat pasi. Temannya memutuskan untuk balik menemui si Roy dan melanjutkan perjalanan pulang menuju Ranupane. Sungguh sangat disayangkan sekali. Hal yang dapat dipelajari disini adalah sebelum melakukan pendakian sebaiknya kita harus rutin melakukan olahraga seperti lari atau fitness, agar kondisi kita tetap fit.

bapak penjual gorengan
Cuaca berawan menyambut dinginnya Ranu Kumbolo, sehingga saya tidak berhasil menyaksikan keindahan matahari terbit di Ranu Kumbolo.. Tapi, awan awan tebal itu berangsur angsur membelah dan membuat langit menjadi sangat indah,,
Saya tersadar akan bunga berwarna biru yang tumbuh di hamparan daratan Ranu kumbolo, ternyata ini adalah tumbuhan mirip dengan lavender, tapi tidak berbau seperti lavender. Ini membuat pemandangan menjadi sangat indah. Tumbuhan ini hanya mekar pada bulan mei sampai bulan Agustus.
mirip lavender, hanya mekar pada bulan mei-agustus

panorama salah satu spot ranukumbolo

sisi lain ranu kumbolo
Saya sempat bertanya tanya, kenapa hanya sedikit kemah yang berdiri di Ranu Kumbolo dan kenapa tidak ada tanda yang bertuliskan Ranu kumbolo. Ternyata ini adalah sisi lain ranu kumbolo, ketua tim kami pada malam sebelumnya memutuskan untuk berkemah disini, karena sisi utama Ranu Kumbolo sangat Ramai.
the highlanders
tidak bosan melihat ini,,

Ranu Kumbolo
pemandangan indah ranu kumbolo
tim kami
Perjalanan pun dilanjutkan pukul 10.30 Wib, setelah kami sarapan pagi..hanya butuh waktu 15 menit menuju sisi utama Ranu kumbolo. Dan disitu baru kita akan melihat jelas lokasi syuting film Indonesia 5 cm, Bukit Cinta,,, yang konon katanya apabila kita mendaki bukit cinta itu tanpa melihat kebelakang dan menyebut orang yang kita idamkan terus menerus saat mendaki, maka orang itu akan menjadi pasangan kita dan awet... TAPI saya tidak percaya itu. saya mempraktekkannya dengan benar dan mengorbankan tidak memotret indahnya Ranu kumbolo. Nyatanya sekarang saya sudah putus dengan nama yang saya sebut waktu itu, hahaha...mungkin itu hanya sebuah mitos,,
sungguh indah ciptaan Tuhan

selamat datang di ranu kumbolo
Disini ternyata banyak berjejeran tenda tenda dan awalnya saya sempat kaget karena rata rata mereka yang berkemah disini adalah siswa siswi smp. bagaimana mungkin mereka cukup kuat untuk mendaki menuju puncak semeru. Setelah saya bertanya barulah diketahui kalau mereka hanya sampai di Ranu Kumbolo dan tidak lanjut menuju puncak Semeru.. ohhh God..
Ya, di Ranu kumbolo ini sering dijadikan tempat kegiatan ekstra kolikuler bagi siswa siswi sekolah di Malang dan sekitarnya. karena jalur pendakiannya tidak begitu sulit.
tanjakan cinta, jangan noleh kebelakang ya,,
Okeh,, jangan lihat ke belakang ya pas nanjak di Bukit Cinta,,, :p

bersambung Ranu kumbolo - Kalimati......


Tidak ada komentar:

Posting Komentar